Pages

Wednesday, October 7, 2009

Hmm...



Lama rasanya tak menulis. Hmm..saya seakan hilang selera walau banyak yang berlegar dalam fikiran. Tambahan lagi saya terlalu sibuk dengan ujian dan tugasan yang bertali arus.



Tapi kebelakangan ini juga saya merasa senang dan gembira. Entahlah, resah dan gelisah yang melanda waktu dulu seakan ditiup angin pergi. Saya rasa mudah dan selesa. Tugasan yang berlambak tidak terasa begitu tertekan dan ujian yang mendebarkan tidak begitu merunsingkan. Malah saya begitu optimis dalam menempuh hari mendatang.



Saya mahu jadi diri sendiri. Bebas dan riang. Saya tidak mahu tertekan dan terbelenggu dengan sesuatu. Saya mahu hadapi hidup dengan penuh harapan. Saya percaya selagi jantung masih berdegup, peluang pasti akan hadir.



Barangkali saya akan berhenti menulis buat seketika sehingga segala tugasan saya selesai. Minggu peperiksaan akhir yang begitu hampir. Saya perlu banyak bersedia. Sahabat, doakan saya ye....maaf andai ada salah dan silap diri ini. Saya cuma manusia biasa yang tak lepas dari melakukan kesilapan. Pada semua yang bakal menamatkan semester ini, buat yang terbaik dan semoga keputusan yang cemerlang milik kita semua!



Friday, October 2, 2009

‘Yuuki’ means ‘Courage’ – Yuuki The Movie


The story about a young man, 23 years old who found himself having a rare disease that involve brain dissolving which disease that appear only for 8 patient in the world. Apparently he is the eight person. Based on true story with friendship, trust and courage theme, it gave me some touch and make my eyes watering.


The guy, who have cheers and full of energy personality, when foud out that he suffer a disease that have none cure is taking the new with ready and optimist. Having some friend who managed to be by himself in busy of life make the story become more interesting and the real friendship can be seen.


The guy, name Yuuki, although in suffer by his illness, show a very optimis to continue the life and encorage his friend to make the best in life. Sometime, being ill not such a bad thing, somehow it gave people some thought how grateful we are in life.


By chatting and talking to Yuuki, and by looking how Yuuki never upset in his life although he lost his view and no longer can move aggresively, all his friend somehow got courage and fire up to give everything to made all the best in their life. How much life is so much important when we are going to lose it. It make we think, how could we just waste the moment we have.


This movie remind me the drama ‘One litre of tears’. The story is quiite different, but similar in the main plot about the main character having rare disease and have so much courage to front the future and never give up. Then, i’m thinking, what I have to regret in such a great life with healthiness and happiness I had.


Yeah, I’m watching this movie after sick for much of my time wasting in watching such klise love story. And my life quite not right. I found hope in this ‘man to die’ story. Really, die is not about finish our life, but thinking about it give us more hope, more dream and more thing want to do. Since we know, how it will come very soon. Each second is very precious.


Some phrase from 'Yuuki the movie'

“To comprehend the value of one year

Just ask the student who failed the entrance exams


To comprehend the value of one month

Just ask a mother who gave birth to a premature baby


To comprehend the value of one week

Just ask the the editor of a weekly newspaper


To comprehend the value of one hour

Just ask the lovers who are waiting to meet


To comprehend the value of one minute

Just ask the people who missed their stop on the train


To comprehend the value of one second

Just ask the person who managed to avoid an accident just in time


To comprehend the value of one over ten second

Just ask the person who ended up with a silver medal at the olympics


The hands of the clock will continue ticking

Therefore

Treasure every moment you have anf treat today as the outmost gift you’ll have”


Yuuki in Yuuki The Movie




Kematian yang baru ku teringat...

Kisah gempa bumi di Sumatera memenuhi ruangan berita. Banyak kerosakan harta benda dan kehilangan nyawa yang berlaku. Pelajar-pelajar Malaysia yang menuntut di sana juga di bawa pulang. Ah, pastinya ia sesuatu pengalaman yang mengerikan. Serentak dengan itu, saya tiba-tiba merasa syukur masih tenang dan hidup sentosa.

Kelmarin saya terfikir tentang kematian. Ah, rupa-rupanya saya memang jarang mengingati mati. Sehingga saya merasa aneh bila terfikir betapa saya tidak selamanya di dunia. Sehingga saya merasakan bagaimana mungkin untuk saya dihidupkan semula setelah di ambil nyawa. Sekali berfikir, ia seakan mustahil. Sekali terlintas, ia seakan fantasi. Namun, saya segera beristighfar, bukankan seksa kubur, kebangkitan di hari kiamat serta syurga dan neraka adalah perkara-perkara ghaib yang terkandung hanya dalam pengetahuan Allah. Lantas saya merenung sejenak dan berfikir sebentar.

Kematian. Sepanjang ramadhan yang lalu, banyak sekali berita kematian yang melintas pendengaran saya, malah, setelah berakhir pilihanraya umum yang lalu, banyak pilihan raya kecil yang dilaksanakan ekoran wakil rakyat yang meninggal dunia, juga, sepanjang musim perayaan, betapa ramai yang diambil nyawa di tengah jalan raya. Ah, kematian tanpa mengira usia, tempat dan masa, ia hadir menjelma pada mereka yang telah ditentukan masanya. Maka saya jadi tertanya, bilakah giliran saya akan tiba?

Tiba-tiba rasa gementar dan gerun menusuk dalam jiwa. Apakah akan berlaku pada saya? Mudahkah saat nyawa di cabut dari jasad? Apakah yang menanti saya di liang lahad? Bagaimana keadaan saya saat dibangkitkan di padang mahsyar? Dari arah mana akan saya peroleh buku hitungan amalan? Berjayakah saya melalui titian sirat? Dan adakah saya penghuni syurga atau neraka? Saya ragu. Saya buntu. Apa yang sangat pasti, saya takut sekali!

Jika kematian itu begitu hampir, saya jadi terfikir, apa perlu untuk saya terlalu merunsingkan tentang dunia. Ya, kematian itu pasti, jasad yang kaku di biar dalam kubur itu pasti, hari hitungan itu pasti, masuk syurga atau neraka itu pasti. Maka saya perlu persiapkan diri untuk kepastian itu dari terlalu resah, gelisah memikirkan yang tidak pasti.

Sungguh, akhir-akhir ini, keresahan dan kebimbangan menyelubungi jiwa dan minda saya. Resah tentang masa depan, bimbang dengan kehidupan yang semakin menuntut tanggungjawab dan gelisah dengan arah tuju perjalanan mendatang. Segala kecamuk itu menjadikan saya lemah dan buntu. Membuatkan saya ragu tak menentu. Pastinya, ketenangan bukan lagi milik hakiki saya.

Namun, saya jadi terfikir kini, setelah merenung dan menimbang, sempatkah masa depan saya raih? Berpeluangkah saya mencipta impian dan cita-cita? Saya bukan menunggu kematian tetapi saya menyedari kematian yang pasti dan masa depan tidak pasti. Ah, saya memang begitu jarang mengingat mati hingga saat ini baru menyedari.

Kematian dan hari kiamat memang sesuatu yang lebih hakiki untuk dibimbangi. Kerana detik dan waktu di luar pengetahuan diri, berbanding tarikh akhir hantar tugasan, tarikh peperiksaan dan tarikh pembentangan. Ia sesuatu yang lebih memerlukan persediaan yang terus-menerus. Ah, saya memang langsung tidak bersedia!

Akhir kata kejarlah dunia seperti akan hidup 1000 tahun lagi. Tapi dunia itu ibarat bayang-bayang. Makin dikejar makin ia lari. Kejarlah akhirat seperti akan mati esok hari, kerana akhirat itu umpama matahari. Makin kita kejar akhirat (matahari), dunia (bayang-bayang) akan mengejar kita.